Serial Santuy Utuh Bakencong
Suara mesin kendaraan tak henti-hentinya meraung melintasi jalanan malam ini. Seleret lampu di sebuah toko sekejap mati, sekejap menyala menemani lampu utamanya yang terang-benderang. Di bawah lampu-lampu itu Utuh Bakencong membeli sebungkus mentega, setengah kilo gula pasir, dan saus tomat. Ia berencana akan membakar jagung yang nikmat.
Tadi sore ia juga sudah mengundang keluarga besarnya untuk datang ke rumah. Di halaman rumah itulah ia akan menjalankan rencananya tersebut. Setibanya di rumah, tiga keponakannya sudah duduk di ruang tamu.
Ahya, Ikrima, dan Zakir sama memandangi bungkusan plastik yang dibawa paman mereka.
"Itu apa, Om?" tanya Ahya penasaran.
"Mentega, gula pasir, dan saus tomat," jawab Utuh Bakencong.
"Untuk bahan olesan jagung bakar ya, Om?" Zakir terlihat bersemangat.
Pamannya mengangguk, " O iya, Bagaimana kalau kalian ikut menyiapkan bahan olesan jagung bakarnya?"
Mereka bertiga sama mengiyakan ajakan Utuh Bakencong tersebut.
Tak lama kemudian, ketiganya asyik mencampurkan mentega dengan gula, mentega dengan lombok, juga lada dan garam. Sementara Utuh Bakencong mulai memisahkan jagung dari kulitnya. Karena jumlahnya banyak, butuh waktu untuk menyelesaikannya. Untunglah ketiga keponakannya sudah selesai menyiapkan bahan olesan tadi sehingga ketiganya ikut membantunya menyelesaikan pekerjaan ini.
Kemudian mereka menyiapkan arang di halaman rumah. Perlahan api mulai menyala hingga menjadi bara yang siap untuk membakar jagung-jagung yang telah bersih itu.
Keluarga besar mereka pun berdatangan termasuk Utuh Humbut dan kedua anaknya. Setelah matang, mereka menikmatinya bersama-sama. Suasana hangat kekeluargaan begitu terasa oleh mereka. (MJA).
Saksikan pula film pendek serial ini di video berikut.
0 comments:
Post a Comment