Wednesday, August 28, 2024

Bajakah Versus Lipoma

 


Mahmud Jauhari Ali 

Awal 2020, bersamaan dengan mulai merebaknya penyebaran COVID-19 di dunia, muncul sebuah jerawat di sebelah kiri mata  saya. Begitulah dugaan pertama yang ada dalam otak saya saat melihatnya. Ya, waktu itu benjolan tersebut tampak masih seukuran jerawat pada umumnya. 

Beberapa waktu kemudian, warnanya berubah menjadi kemerahan. Lebih tepatnya merah tua. Saya memegangnya dan menekannya dengan kuku. Tidak terasa padat, jelas sekali isinya berupa cairan. Saya berpikir isinya adalah darah cair yang terkumpul di sana. 

Saya berpikir Ini aneh. Jerawat tidaklah demikian, 'kan? 

Sebenarnya dalam hati ingin sekali memecahnya, tapi karena lokasinya dekat dengan mata, ada kekhawatiran bisa berefek terhadap penglihatan saya. Itulah sebabnya, saya membiarkannya dengan harapan akan seger sembuh. Tapi, yang terjadi malah selbaliknya. Ukurannya kian membesar. 

Lalu saya mencari tahu di internet. Banyak artikel yang saya baca. Dari ciri-ciri yang ada, benjolan itu adalah lipoma. Sebuah tumor jinak yang idealnya harus dioperasi oleh dokter. Membaca kata "operasi" pikiran saya langsung pada biaya yang harus dikeluarkan. 

Saya pun mencari informasi kembali di internet mengenai pengobatan alternatif untuk menyembuhkan lipoma. Berbagai cara pun saya coba. Mulai dengan menempelkan daun suruhan di bagian lipoma, minum obat-obatan herbal, hingga mengonsumsi buah rambai. Namun, semuanya tidak berhasil menyingkirkan benjolan tersebut. 

Saya pun mulai melirik obat herbal lain. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, ada satu bahan untuk pengobatan kanker, yakni akar bajakah. Daripada tidak dicoba, saya pun mulai mengonsumsi air rendaman akar bajakah dari Kalimantan Tengah ini. Saya menggunakan sepasang akar bajakah yang menempel menjadi satu. Namanya bajakah kalalawit. 

Caranya, akar bajakah diiris-iris hingga segenngaman tangan orang dewasa. Lalu dimasukkan di dalam panci berisi air jernih. Setelah itu panaskan. Jika sudah mendidih, matikan api kemudian minum airnya saat sudah dingin atau masih dalam keadaan hangat.

Awalnya tidak berefek apa pun. Tapi saya terus mengonsumsinya setiap hari. Nah, setelah lebih kurang setengah bulan barulah mulai terasa ada efek yang dihasilkan. Bagian yang ditumbuhi lipoma terasa seperti kesemutan. Hari demi hari saya terus mengonsumsi air bajakah ini hingga lipoma saya kian membesar dan ada matanya. Saya langsung menekannya hingga bagian mata tersebut "meletus" dan alhasil isi kandungan lipoma itu pun keluar.

Perlahan bagian bekas lipoma itu pun mengering dan alhamdulillah atas izin Allah swt saya sembuh dari tumor jinak tersebut. 




0 comments: