KETIKA
PAGI SELALU MEMBUATKU JATUH HATI
Sewarna
jingga tampak membahana di angkasa
sang suryapun malu-malu mengintip dengan lembut sinarnya
langit tersenyum ceria sambut hadirnya
burung kecil riang mengepakkan sayapnya
dan hati laksana jendela yang siap membuka
cakrawala
Kicau
burung tak begitu riuh
cukuplah semarakkan pagi yang teduh
semesta bangkit dari simpuh
roda kehidupan kembali terkayuh
dan hati sesejuk embun berlabuh
Jika
mega putih berkenan berarak
laksana kereta kencana mulai bergerak
hidupun terus bergolak
biarkan mimpi semalam yang sempat berserak
pagi ini susun lagi lebih semarak
Pagi
laksana senyuman bidadari
selalu datang penuhi janji
lalu kenapakah harus tangisi kemarin yang telah pergi
bukankah selalu ada pagi
yang membuatku selalu jatuh hati
Semarang, 27 Juni 2015
BERAPA
PULUH RAMADHAN BERLALU
Setiap
Ramadan tiba
ada denting kerinduan yang sama
meski entah berapa puluh tahun terlena
gugusan rindu tak pernah sirna
Berkelebat
kenangan menyandera
memaksa ingatan pada tiap peristiwa
menohok setiap kesalahan yang pernah tercipta
menggiring sesal pada setiap lekuk jiwa
Setiap
ramadan seperti diingatkan janji
untuk benahi diri lebih baik lagi
meski usia tertatih menua
namun langkah ingin tetap setia
Di
Ramadan ini
mimpi-mimpi serasa pulang kembali
setelah puluhan ramadan terlewati
izinkanku memeluknya lagi
Semarang, 28 Juni 2015
MALAM
HENING
Malam
begitu hening
tak ada angin berdenting
dedaunan diam dalam kelam
langitpun sembunyikan gemerlapnya bintang
Endapkan
segala rasa
bersimpuh luruhkan segenap lara
lantunkan senandung doa
lepas mengangkasa
meniti tangga dewa
Sebentar
lagi embunpun turun
sejukkan rerumputan dan daun-daun
semoga membasah pula jiwa yang gersang
tentram dan damai dalam kasih sayang
Malam
ke-22 perlahan merambat
menyambut fajar yang segera hadir
dan rindukupun terasa menjerat
mengingat perjumpaan yang segera berakhir
Semarang, 9 Juli 2015
BUKANKAH
KITA SELALU BERSAMA
Seperti
pagi yang selalu datang tepati janji
begitu pula aku padamu lewat untaian doa suci
membuka mata memulai hari
teriring keyakinan akan cinta yang tak pernah mati
ketika
perlahan sinar surya membelai wajahmu
kupandangi dari jendela jauh melemparkan waktu
menerawang lembar-lembar kenangan yang tak pernah beku
menuliskan setiap rangkaian rindu dalam kisah-kisah sendu
Menangadahlah
ke langit biru
pandanglah gugusan mega putih berarak berlagu
kau dengarkah kidung senandungnya yang merdu
yang kubisikkan kemarin dan kualamatkan padamu
Ketika
senja hampir melambaikan tangannya
tutuplah jendela dengan sebisik doa
bahwa kau akan kembali membukanya
esok saat mentari mengirimkan salam hangatnya
Puluhan
kilometer jarak yang terentang
senyatanya bukan pemisah nyata yang menghalang
bukankah kita selalu bersama dalam setiap kenang
dalam lantun doa yang syahdu saat jiwa sembahyang
Semarang, 11 Juli 2015
KETIKA AGUSTUS MENYAPA
Dalam rintik hujan perlahan
Juli meluruh dalam kenangan
serupa lambaian perpisahan
dengan janji suatu saat semoga ada lagi waktu perjumpaan
Memandang jendela menembus pekatnya malam
cuit-cuit burung malam nyanyikan kepedihan
rintik air masih menetes di dedaunan
kurasakan wajah agustus merayap perlahan
Desir angin dingin menyapa
pesanmukah yang dibawanya
jangan khawatirkan dia di sana
dekaplah selalu dalam doa
Angin masih mencubit lembut
seperti melody yang membuat jiwa hanyut
membubung tinggi ke langit biru
mengalunkan doa ke singgasana-Mu
Malam biarkan terus mengelana
pejamkan matamu dalam kepasrahan jiwa
hingga esok menyapa dengan mentari hangatnya
Agustus menanti janji-janjimu setia
Semarang, 1
Agustus 2015
TENTANG
CINTA KITA
Entah
sejak kapan aku jatuh cinta padamu
mungkin saat dadaku terasa begitu sesak
berbagai tekanan yang tak kupaham datang menyeruak
aku berlari mendekapmu dengan derai air mata
kepiluan di usia remaja
dan kau mendekapku dengan sepenuh jiwa
Saat-saat
hatiku riang gembira
aku kadang terlupa
meninggalkanmu begitu saja
tapi begitu tumpah tercurah cerita
kaupun tetap tersenyum bahagia
Hari
terus berganti
usia muda beranjak pergi
kadang kulihat tatapanmu masih penuh arti
tapi hatiku enggan untuk berbagi
bukan, bukan aku tak percaya dan tak cinta lagi
tapi di usiaku saat itu kadang aku tak berani jujur pada diri sendiri
hanya sekedar tak ingin menyakiti
Kini
tahun windu berlalu
warna-warni kehidupan terus berlagu
aku masih sering merindukan cintamu
yang setia mendekap seluruh kisahku
di wajah usang termakan usia
kubelai sepenuh rasa
bulir-bulir air mata menetes tak terasa
maafkan aku yang tak selalu setia
demi menjaga sebuah rasa
:
diary tuaku tercinta
Semarang, 9 Agustus 2015
KITA
Kita
pernah menyulam mimpi
saat bunga-bunga indah berseri
langit biru memayungi
tak terbayang andai petirpun menghiasi
Kita
pernah senandungkan lagu cinta
dengan melodi selaras senada
meresap indah menyejukkan jiwa
tak terbayang andai satu nada terlupa
Kita
pernah melangkahkan kaki bersama
di teriknya siang menempuh cita
bahu membahu menghadapi coba
tak terlintas andai langkah terhempas
Tapi
waktu telah berlalu
mimpi itupun layu bersama bunga-bunga
nada-nada terputus iramanya
jalan kita tak lagi rata
angin mengempaskan kita berdua entah jatuh di mana
Musim
berganti musim
angin kadang berbaik hati mengirim
semerbak bunga dalam alunan melodi sendu
hanya satu tanyaku
masih adakah mimpi kita di sana
Semarang, 14 Agustus 2015
TERSENYUMLAH
PAGI INI
Saat
embun membasahi bunga-bunga
rasakah sejuknya bak telaga
meresap ke seluruh jiwa
haruskah membiarkan hati terluka
Saat
mentari bersinar
rasakan pelukan hangatnya menjalar
membiaskan mata penuh binar
haruskah hati terbakar
Saat
mega-mega putih berseri
rasakan gemerlapnya di hati
bukankah hidup untuk disyukuri
melangkah pasti dengan sepenuh hati
Maka
jika pagi ini hati terluka
bara terasa hendak menghanguskan jiwa
biarkan senyum menghapusnya
dan cinta kan hadir di relung jiwa
Semarang, 15 Agustus 2015
DI
ALUNMU KUTITIPKAN RINDU
Jauh
di ujung mata memandang
riak-riak tenang seakan diam
menyimpan segenap misteri kehidupan
jauh di palungmu yang dalam
Betapa
luas membentang
memeluk horison membingkai lukisan
sejauh pandang mataku ingin menyelam
tetaplah misteri tak terperikan
Seperti
jalannya hari-hari
tak pernah terlukis seperti apa nanti
saat kaki-kaki harus menapaki
tak ada waktu untuk menyurut kembali
Alun
yang tenang di bawah terik mentari
sesekali ombak membuncah memeluk pantai
laksana rindu pada kekasih hati
yang terlukis takdir merenda hari
Tiba-tiba
suara kanak-kanak menyeruak
memecah hening yang sempat menyesak
seulas senyum akhirnya terkulum
ingin kutitipkan rindu pada ombakmu yang mengalun
Pantai Drini, 22 Agustus 2015
SATU
EPISODE
Andai
sebuah jalan
entah sudah berapa jauh terlewati
lengkap dengan onak dan duri
pun senda tawa dan duka air mata
selalu ada episode yang tak terlupa
Serupa
mimpi yang diam-diam menyelinap hadir
entah di saat hati penuh bunga atau bibir tersenyum getir
selalu ada jeda untuk sejenak terlena
pada sepenggal episode yang sudah jauh tersudut
Kadang
serasa sendiri meniti jalan sepi
tak ada sepatang pohonpun yang rindang menaungi
sedang tempat menujupun tak setitik nampak di sana
kadang episode itu muncul seperti bara
menghangatkan dan menyalakan tekad di dada
tak jarang muncul menjadi sesal...kenapa kubiarkan semua purna
Kini
mentari t'lah menggelincir menepi
bukankah senja sudah menanti
akankah episode itu terselesaikan nanti
hanya Sang pemilik waktu tempat berserah diri
Yogyakarta, 24 Agustus 2015
KUTINGGALKAN
KOTAMU
Pernah
di suatu waktu
penuh semangat kutinggalkan kotamu
membawa hati lebam membiru
berharap saat jauh luruhlah semua kenangan
tentangmu
Pernah
di suatu masa
begitu enggan kutapakkan lagi di sana
sungguh tak terbayang betapa lara
menapak di jalan yang sama
namun tanpamu jua
Tapi
kotamu selalu memanggilku kembali
tak pernah peduli pada bilur-bilur di hati
dan...kakiku selalu menapak lagi
pada kenangan yang sepi
tak pernah lelah menghitung setiap langkah
dan seberapa pedih kenangan tertumpah
Kini
kutinggalkan lagi kotamu
tanpa janji untuk melupakanmu
karena saat hati telah memilih
tak ada kata untuk berdalih
Semarang, 26 Agustus 2015
DAN
PAGI PUN MENYAPA
Sepekat
apapun malam
saat pagi menyapa gelap akan sirna
segersang apapun kemarau
saat hujan menderas lenyaplah dahaga
lantas apakah yang membuat risau
jika sesungguhnya tak ada yang abadi di hidup ini
Apakah
malam-malam begitu menyesakkan
dengan desah rindu terpendam yang kau kira tak akan padam
tak akan berakhir saat pagi yang jernih menyapa
bahkan burung-burungpun berkicau riang mengajakmu berdendang
dan pagi membuka hati untuk selalu berseri
sungguh
pagi adalah keindahan
saat langkah yang gagah dimulakan
biarkan kemarin bersembunyi dalam lipatan kelam
bukakan hati agar pagi bersemayam indah di sanubari
mengiringi langkah kaki
jalani hidup ini
Semarang, 3 September 2015
IZINKAN
AKU SEKALI LAGI JATUH HATI
Pada
pagi yang ranum
embun menitik di ujung daun
irama hati indah mengalun
memulai hari dengan cinta yang anggun
Seulas
senyum membayang di angan
menyelipkan ketulusan
menyemaikan kasih sayang
dalam ikatan jiwa
yang tak mampu kulukiskan dengan kata
bak syair pujangga
bukankah
bahagia begitu sederhana
atau
karena sederhanalah kita bahagia
Dan
dimulakannya pagi ini
dalam dentingan doa suci
semoga berkah rahmat Illahi menyertai
selalu terulang pinta di hati
izinkan aku untuk sekali lagi jatuh hati
Semarang, 8 September 2015
PADA
SUATU PAGI
Di
pagimu aku masih mencari
jejak rindu di belantara sunyi
berharap waktu menjadi sahabat sejati
meluruhkan luka yang telah lama bermanja
mengubahnya menjadi senyum bahagia
Di
senyummu kuusir desir lara
agar takkukenang lagi
pedihnya hati saat kau memilih pergi
kuingin ketulusan itu tak terbagi
pada ruang sunyi yang bernama dendam dan sakit hati
:
karena kutahu
hanya aku yang ada di masa lalu
Semarang, 11 September 2015
SENANDUNG
PAGI
Apa
kabar mentari
pagi ini sinarmu cerah sekali
menghangatkan hati jiwa-jiwa yang tertutup kegelapan
ternodai prasangka buruk
hingga kaca matapun buram
tak jelas lagi memandang
Mentari
pagi hangatkan diri
tepislah gelapnya malam dengan terangmu
agar sakwasangka menghilang dari kalbu
karena sakwasangka adalah prahara
yang tega menghempaskan seluruh budi baik
hingga tak tampak beda antara air limbah dan air hujan
tapi embun tetap bening di ujung daun
Selamat
pagi mentari
bawalah salam untuk kekasih hati
yang selalu setia sepenuh hati
meski tahun windu berlalu
ragapun belum bertemu
tapi cinta adalah perpaduan jiwa
bukan jarak dan waktu yang menyatukannya
tapi ikatan dua hati yang telah terpatri
:
jika bukan di dunia ini
semoga di kehidupan yang kedua nanti
Semarang, 13 September 2015
INI
SEPTEMBER, SAYANG
Ini
bulan September, sayang
bulan yang sama seperti dulu kita jumpa
saat rintik hujan melebat dan kau genggam payung erat
percik hujan membasahi wajah
namun tawa kita serasa membuncah
Ini
bulan September, sayang
bulan saat kita berjanji untuk berjumpa lagi
dengan payung warna-warni
agar saat rinai hujan menemani
kita tak berbasah-basah lagi
bulan
Septemper datang lagi, sayang
lupakah janjimu untuk pulang
menjemput mimpi yang pernah terbayang
seperti september tahun ini yang gersang
karena hujan belum juga datang
janjimu serasa beterbangan
bersama debu-debu di jalanan
:
bila hujan t'lah datang
berjanjilah payungmu akan terkembang
Semarang, 15 September 2015
KESUNYIAN
Acapkali
kesunyian adalah ruang imajinasi
bak kanvas bersih siap dilukis
berbagai angan berlompatan
berdesak ingin berhambur
menorehkan warna-warni
menyusun harmoni penghias hari
Kadang
kesunyian adalah luka
yang membuat terpuruk ke dasar nestapa
meluruhkan segenap syukur
menyulut gundah gelisah
hidup serasa ribuan duka lara
melemparkan hati
pada jurang dendam tak bertepi
Tapi
kesunyian adalah teman yang baik hati
selalu memberikan ruang untuk introspeksi diri
memanggil udara segar penuhi jiwa
mengusir segala prasangka buruk
hingga harumnya melatipun mampu kau reguk
terlempar jauh resah dan keluh
Jika
kini kau bersama kesunyian
jangan khawatir
kau bisa mengajaknya menggores syair
Semarang, 16 September 2015
JEJAK
EMBUN PAGI
Apa
kabarmu pagi ini, Sayang
saat warna jingga merona di ufuk timur
mengakhiri mimpi indahmu selagi tidur
menyemaikan harap baru di pagi yang berseri
dengan bening wajahmu di ujung daun
Debu-debu
yang menyesakkan dada
seperti kelepak rindu yang berwindu tak jumpa
pada hujan yang entah masih sembunyi di mana
di pagi yang bersih berseri
hanya titik-titikmu yang menyejukkan hati
Biarlah
jelaga dunia menggelapkan segala yang ada
tapi jernihmu tak akan sirna
meski hanya sebutir di ujung daun
namamu tetap embun
Semarang, 18 September 2015
JIKA
BICARA CINTA
Tak
ada kisah romantis seperti film Titanic
tak ada kisah mengharu biru seperti pronocitro-rara mendut
tak juga kisah-kisah indah berlatar taman bunga seperti film India
bahkan juga bukan kisah-kisah romantis nan dramatis
seperti dalam sinetron-sinetron
Kita
hanya sepasang manusia
yang kebetulan dianugerahi rasa yang sama
sejak pertama kali berjumpa
hingga bulan tahun dan windu-windu berlalu
entah sampai sang pemilik waktu mengambilnya
:
katamu kita istimewa...
karena rasa itu hanya milik kita berdua
Semarang, 20 September 2015
SENYUMMU
MENGAWALI PAGIKU
Senyummu
mengawali pagiku
meski hanya sebentuk emotikon rindu
tapi terkirim bersama segenap doa
semoga hari ini dilancarkan semua urusan kita
Senyummu
mengawali pagiku
meski hanya dalam senyap kenanganku
namun terangkum dalam doa mengalun
agar indahlah hari yang baru terayun
Senyummu
mengawali langkahku
merenda segenap asa baru
yang pernah terkoyak badai menyapu
namun sang waktu masih memberi jeda untuk bertemu
Di
pagi yang lenyap begitu cepat
Kusisip harap dan doa penuh hikmat
indahlah langkahmu hari ini
Semarang, 21 September 2015
0 comments:
Post a Comment