Sus S.
Hardjono (Sragen)
Arus Sungai
Yang terindu
Yang terpuji
Yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai
Pemilik Sungai
Aku mencari dan menemu
Nyanyian air ditebang dari dalam
sungai
Dalam tubuhku
Menjadi lautan batu
Adalah sungai yang berabad mengalir
dari celah jantung
Sungai Syin
Sungai Syad
Mengaliri nadi
Seperti hujan menggenang kenangan
Cahaya
Sungai Ain
Mengiliri mataku
Sungai berkumpul jadi satu
Mengarus dalam sunyi batu sujudku
Yang setia
Sungai Kaf
Huruf huruf Kafka
Terpahat di sepanjang tepinya
Sungai-sungai jernih telah mengaliri
tubuhmu
Dengan
iga dan tulang rusukmu menjadi
pena-pena
Pada kalam kalam hijaiyah
Mendendangkan nyanyian mahabbah
sampan dan dayung
Sehelai daun menjadi perahu
Menuju lautan cahaya
Lepas dalam makrifat-Nya
Sragen
, 2016-02
Sus S. Hardjono lahir
5 Nopember l969 di Sragen. 1990-an - Aktif menulis puisi, cerpen dan
geguritan (puisi berbahasa Jawa) sejak mash menjadi mahasiswa, serta
mempublikasikannya di berbagai media massa yang terbit di Yogyakarta dan Jawa
Tengah. Puisinya dimuat di BERNAS, KR , PELOPOR JOGYA, KR, MERAPI, SOLO POS, JOGLO SEMAR,
SUARA MERDEKA, WAWASAN, SWADESI, RADAR SURABAYA, DLL. Waktu itu Ia juga sempat
bergabung dalam Kelompok Teater Peron FKIP UNS.
Sejumlah puisinya telah terangkum dalam kumpulan puisi
bersama penyair lain, 30-an buku antologinya, di antaranya
Getar 2 (Diterbitkan Kelompok Sastra Batu Malang, tahun 1990), API (1997, diterbitkan oleh Mizan, Bandung), Kicau Kepodang 5 (diterbitkan oleh Forum Sastra Surakarta, tahun 1997), Tamansari (diterbitkan oleh FKY DIY Yogya, tahun 1998), Redi Lawu (diterbitkan oleh TBS Solo , tahun 2008), Sethong 2 (diterbitkan Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2009), Equator (diterbitkan oleh Yayasan Cempaka Kencana Yogyakarta , tahun 2011), Jantera Terkasa ( Solo ,1998), Satu Kata Istimewa (Yogya, 2012), Negeri Abal Abal (2013), Sebab Cinta (Yogya, 2012), Negeri Poci 4 (2013), Titik 13 (2013), DSMI (2012), PMK (2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panegel Gus Dur (Kudus, 2013), Habis Gelap Terbitlah Sajak (2013), Lentera Hati PBKS (2013), Dekap Aku Kekasih (2014), Kartini (2012), Saksi Ibu Reformasi (2014), Tifa Nusantara (2013), Profil Perempuan Pengarang Indonesia (2013), Langkah Kita (Yogya , 2014), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia (2014), Sastra Pendhapa 15 “Risalah Usia Kata “ (TBS , 2014), Puan –Puan (2014), Lentera2 (5 Negara : 2014), Negeri Poci 5 – Negeri Langit (2014), Pengantin Langit (KSI , 2014), Cinta Magenta (2014), Merangkai Damai (2014), Melati Berdarah (2012).
Getar 2 (Diterbitkan Kelompok Sastra Batu Malang, tahun 1990), API (1997, diterbitkan oleh Mizan, Bandung), Kicau Kepodang 5 (diterbitkan oleh Forum Sastra Surakarta, tahun 1997), Tamansari (diterbitkan oleh FKY DIY Yogya, tahun 1998), Redi Lawu (diterbitkan oleh TBS Solo , tahun 2008), Sethong 2 (diterbitkan Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2009), Equator (diterbitkan oleh Yayasan Cempaka Kencana Yogyakarta , tahun 2011), Jantera Terkasa ( Solo ,1998), Satu Kata Istimewa (Yogya, 2012), Negeri Abal Abal (2013), Sebab Cinta (Yogya, 2012), Negeri Poci 4 (2013), Titik 13 (2013), DSMI (2012), PMK (2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panegel Gus Dur (Kudus, 2013), Habis Gelap Terbitlah Sajak (2013), Lentera Hati PBKS (2013), Dekap Aku Kekasih (2014), Kartini (2012), Saksi Ibu Reformasi (2014), Tifa Nusantara (2013), Profil Perempuan Pengarang Indonesia (2013), Langkah Kita (Yogya , 2014), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia (2014), Sastra Pendhapa 15 “Risalah Usia Kata “ (TBS , 2014), Puan –Puan (2014), Lentera2 (5 Negara : 2014), Negeri Poci 5 – Negeri Langit (2014), Pengantin Langit (KSI , 2014), Cinta Magenta (2014), Merangkai Damai (2014), Melati Berdarah (2012).
Kini, selain menjadi pengajar tetap di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) I , sambil terus menekuni aktivitas sebagai penulis puisi, cerpen,
serta artikel sastra dan pendidikan. Ia tinggal di Jalan Raya Timur Km 4/l9 A, Pilangsari RT 18 / RW 05 NGRAMPAL , Sragen, Jawa Tengah. Mengelola
Rumah Sastra Sragen : GANTIWARNO RT
10/12, MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN
JATENG. Alamat Pos-El : susilaning87@yahoo.com.
No. Ponsel: 081215574698 & 082134694646.
Syahriannur Khaidir
(Madura)
Mentayaku Serba Salah
Apa
yang kupikirkan tentang lekukan tubuhmu?
Tentunya kau takkan menjawab itu
Darahmu tetap pasang surut berlanjut
Membawa najis dalam putaran usus
beranus ke laut
Telah beragam sesajen sampai dengan
obat bersih darah
Terapi bening kotor limpa menyikapi
Tetap saja kuning mbeling polusi
kencing mengalir
Obok-obok perahu dagang dan pesiar tak lelah
Hilir mudik menyusupkan gelombang
abrasi tepian tubuhmu
Tak ada lagi pohonan besar mengganjal
gusuran air ke pantai
Menepuk pantatmu yang terduduk lelah
berpasrah
Tertebangi usia dan hiruk pikuk
pendatang
Terjualbelikan usaha dagang melenggang
melelang
Belukar tepianmu yang tak rimbun lagi
Berasa bagiku ginjalmu tak mampu
menggerus asupan sampah
Pola makan migrasi yang tak berarah
Anak cucumu tak pedulikan kau berkisah
Hanya aku memagut serba salah
Tak tentu arah berkiprah
Sampang_Feb’16
Syahriannur Khaidir lahir di Sampit, 26 September 1975. Saat ini tinggal di Kompleks Barisan Indah Blok U/16,
Sampang, Madura, Jawa Timur. Bisa dihubungi di
nomor ponsel 085204940666.
Syarif Hidayatullah (Marabahan)
Irama Sungai
Pada permukaan yang bergelombang
Rintik hujan menjadi alunan merdu
untuk menidurkan si anak sungai
Bersama eceng gondok dan rempah-rempah
hutan yang menari dari hulu ke hilir
Begitu mesra bersama pohon senja di
tepi rambai
Nada-nada klasik menjadi ombak di
lautan
Bercucuran dari tebing pegunungan
Mengalirlah bersama narasi para petani
dan nelayan
Untuk hidup dan dihidupkan
Tembang si anak sungai
Menjadi mimpi para ikan yang bertelur
di dasar sungai
Dengan rasa cemas para burung yang
terbang mengitari pohon tumbang
Irama sungai
Ada dalam dirimu, diriku
Dan kita semua
Mahat Kasan, 14 February 2015
Syarif Hidayatullah,
penikmat sastra asal Marabahan, tepian Sungai Barito, lahir 20 oktober. Lulusan
PP Al-Mujahidin Marabahan dan sekarang sedang kuliah di Jurusan Ekonomi
Syariah, IAIN Antasari Banjarmasin. Aktif di LPM SUKMA (lembaga pers mahasiswa suara kritis mahasiswa), LPM AnalisA dan,
Pondok Huruf Sastra (PHS) organisasi kampusnya. Menghadiri launcing
antologi puisi Memo untuk Presiden
(MUP) Januari 2015 di Kotabaru dan menghadiri acara Tifa Nusantara 2, temu
kangen sastrawan Indonesia di Tangerang (Agustus 2015).
Puisi-puisinya pernah di muat di SKH Banjarmasin Post, SKH
Media Kalimantan, SKH Mata Banua, Medan
Bisnis, dan juga termuat di Antologi Aruh Sastra Kalimantan
Selatan ke-10 Tadarus Rembulan (ASKS
X,2013), antologi Dewan Kesenian Tangerang Tifa
Nusantara (2013), Solo dalam Puisi (2014),
Lumbung Puisi Sastrawan 2014 Jilid 1
(2014, Sajak untuk Pemimpin Negeri (2014),
Karena Cinta Itu Manusia (2014),
Menggugah Nasionalisme lewat Puisi (2014), Tubuh Bencana (2014),
Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II (2014), Memo untuk Presiden (2014),
Sang Peneroka (ulang tahun 60 Kurniawan Junaedhie, 2014), Membuka Cakrawala Menyentuh Fitrah Manusia
(2014, ASKS XI), Tentang Kota yang
Berdegup dalam Takbir Dada (2014),
Merangkai Damai (2015), Politik Itu
Seni (2015), Lumbung Puisi Sastrawan
Indonesia Jilid III (2015), Puisi Menolak Korupsi Jilid 4, Ensiklopegila
Koruptor (2015), Ada Malam Bertabur
Bintang, Tadarus Pusi Banjarbaru (2015),
Luka-Luka Bangsa (2015), Tifa
Nusantara 2, 2015 (DKKT), Surau
Kampung Glatik (Agus Warsono, 2015), Abad
Burung Gagak di Tanah Palestina (2015), Kalimantan
Selatan: Menolak untuk Menyerah (ASKS XII, 2015), Kalimantan, Rinduku yang Abadi (Dewan Kesenian Banjarbaru, 2015), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), Negeri Laut (DNP 6, 2015). Dan buku antologi tunggalnya Estetika dalam Sandiwara.
Sekarang ia bermukim di kos, Jalan. H. Mahat Kasan No. 54. Rt. 35. Kel.
Kuripan. Kec. Banjarmasin Timur, Asrama Putra Batola. Fb: syarif. Email: lihums@yahoo.com.
Laman: yang bernama sunyi woordpress.com. No ponsel: 085754009578.
Syarkian Noor Hadie
(Marabahan)
Sungaiku
di pekat embun kaulabuhkan mimpi
membagi ombak kehidupan
mereka menyesaki desah deburmu
meratapi berkah pusarmu
untuk mereguk jantung surgamu
Sungaiku,
kautebar emas dan perak
berkilau keringatmu
menyusuri sawah keramba
kaularutkan gunung dan hutan
menidurkan pasir dan lumpur
terjangkau pelosok dan kota
menadah hujan embunmu
Sungaiku yang tak pernah jemu
tak pernah lupa
tak pernah ragu
tak pernah ingkar
menyemai badai harapan
Marabahan, Maret 2016
Syarkian Noor Hadie
lahir di Kandangan pada 1 September 1952. Pernah bekerja sebagai staf kantor
Deppen Kabupaten Barito Kuala (1973—2000), Kabag TU Dinas Parsenibud Barito
Kuala (2000—2003), Kabid Pariwisata Barito Kuala (2003—2005), Kabid Pembinaan
Pengembangan Potensi Sosial Dinas Sosial Kesbangpolinmas Barito Kuala
(2005—2006), Sekretaris Dinas Kesbangpolinmas Barito Kuala (2006—2008),
Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Kuala (2008), Ketua Komisi
Pemilihan Umum Barito Kuala (2008—2013).
Memiliki riwayat berorganisasi sebagai berikut: Mendirikan Sanggar Riak-Riak Barito bersama R. Rangga (Alm), Haliem KR, dan Asrani Bajau Malela (1977), Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (1997—2000), Wakil Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2000—2005), Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2005—2015), Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2015—sampai sekarang).
Memiliki riwayat berorganisasi sebagai berikut: Mendirikan Sanggar Riak-Riak Barito bersama R. Rangga (Alm), Haliem KR, dan Asrani Bajau Malela (1977), Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (1997—2000), Wakil Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2000—2005), Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2005—2015), Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2015—sampai sekarang).
Antologi yang memuat puisinya: Riak-Riak Barito (1977), Gardu
(1979), Kuala (1984), Menatap Cermin (1988), API (antologi puisi penyair Deppen
Kalsel, 1994), Bahalap (1995), Jendela Tanah Air (antologi 50 penyair
Kalsel, Banjarmasin, 1995), Pelabuhan
(1996), Rumah Sungai (1997), Jembatan Asap (1998), La Ventre De Kandangan (antologi
penyair HSS, Kandangan, 2004), Sajak-Sajak
Bumi Selidah (2005), Seribu Sungai
Paris Barantai (Kotabaru 2006), Cinta
Rakyat (2007), Ijejela Bersastra di
Tahun Emas (2009), Doa Pelangi di
Tahun Emas (antologi penyair Kalsel, 2009), Menyampir Bumi Leluhur (Tanjung 2010), Kalimantan dalam Puisi Indonesia, Korrie Layun Rampan ED. (Kaltim
2011), Cinta Bahalap (2012), Meniti Arus Nyanyian Kuala (antologi 5
penyair Batola, 2012), Percumbuan Sungai
(2013), dan Kalimantan Selatan: Menolak
Untuk Menyerah (Martapura 2015).
Aktivitas budaya dan kesenian yang pernah diikuti antara
lain: Upacara adat pengobatan tradisional Badewa di TMII Jakarta (2000).
Festival tari japin sedunia di Johor Bahru Malaysia (2001), Aruh sastra I
Kalsel di Kandangan (2004), II di Tanah Bumbu (2005), III di Kotabaru (2006),
IV di Amuntai (2007), V di Balangan (2008), VI di Marabahan (2009), VII di
Tanjung (2010), VIII di Barabai (2011), IX di Banjarmasin (2012), X di
Banjarbaru (2013), XI di Rantau (2014), XII di Martapura (2015), dan mengikuti
Tifa Nusantara 2 di Tangerang (2015).
Telah menerima piagam penghargaan dari Kepala Kanwil
Depdikbud Provinsi Kalsel (1990), Bupati Barito Kuala (1996 dan 2006), Gubernur
Provinsi Kalsel (2012), Bupati Barito Kuala untuk pengabdian seniman 20 tahun
(2012).
Taberi Lipani
(Barabai)
Sungai Duka
Brak brak gedebum
kabarkan pada alam
rimba benua
Katakan lagi
lenyap pusaran sungai
getah bernanah
Bruk bruk berbunyi
sungai leluhur pilu
rongga bencana
Petuah tutur
terdengar mamang gaib
tameng bencana
Cahaya intan
hingga senyum meratus
mengalir sungai
Dengar cerita
tentang sungai menangis
di pahuluan
Meratus hijau
dara perawan hutan
bukit perindu
Menuba dalam
sungai tiada mimpi
redup berduka
Mamah serakah
hingga menapak jejak
balian keramat
Mencumbu duka
kau cipta sungai lali
meluap jauh
2
Februari 2016
Taberi Lipani
lebih akrab di sapa Pani ini lahir pada tanggal 6 September 1971 di Barabai,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Penulis yang satu ini mulai
belajar merangkai kata sejak di bangku SMP dan berlanjut di majalah dinding SMA
1 Barabai.
Suami Nurul Lailah dan ayah dari M.Reza Pahlawan, Waris
jadi Syukurmayu, Rindu Annisha Asrahati, dan Nur Pancar Ali Mulia ini, yang
dalam kesibukan sehari-harinya bertugas sebagai Pendata Bencana di BPBD
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ternyata ia juga rajin menulis puisi. Hal ini
dapat dilihat pada Karya-karyanya yang pernah dimuat di SKH Banjarmasin Post, Majalah Dwi Mingguan Fakta, Tabloid Mercu Benua Tanjung, Tabloid Legalitas
Bandung, dan SKH Mata Banua.
Selain itu, karya-karyanya juga dimuat dalam antologi puisi
bersama. Antara lain, antologi puisi
Tarian Cahaya Di Bukit Sanggam (2008), antologi puisi Seribu Sungai Paris Berantai (2006), antologi puisi Bertahan di Bukit Akhir (2008), antologi
puisi Satu Kata Istimewa (Yogyakarta)
bersama sastrawan nasional lainnya (2012), Tadarus
Rembulan (antologi puisi ASKS X, 2013), Ketika
Kembalinya Cinta yangmerupakan puisi cinta bersama Hamami Adaby dkk (2013),
Duka Gaza Duka Kita (antologi puisi
99 Penyair Indonesia 2014), Merangkai
Damai (antologi puisi 149 Penyair Nusantara), Membuka Cakrawala Menyentuh Fitrah Manusia (antologi puisi ASKS XI
2014,Tapin), Diary Januari (2015,
Sembilan Mutiara Publishing), Prasasti
Kasih (2015/Sembilan Mutiara Publising), Risalah Hati dan Syair Kehidupan (2015, Sembilan Mutiara
Publising), Nyanyian Kacincirak
(2015, antologi puisi 6 Penyair Hulu Sungai Tengah), Duri Duri Angin Tebing (2015/Kumpulan Puisi 4 Penyair Hulu Sungai
Tengah), Suara 5 Negara (2015,
antologi puisi Penyair Lima Negara, Tuas Media Cet. 2, 2015), Bertahan Di Bukit Akhir 2008, antologi
puisi Ibuku Mendaki Badai (antologi
puisi brsama Abidah El-Khalieqy, dkk, Tuas Media, 2015)
Antologi puisi tunggalnya yang sudah terbit adalah, Puasa Dan Rasaku (Tuas Media, 2013) dan Tadarus Kerinduan (2014)
Taberi Lipani juga pernah menjuarai Lomba Bakisah Bahasa
Banjar Museum Banjarbaru, Kalimanan Selatan. Kini Taberi Lipani aktif sebagai
pegiatsastra di LapakSeni Dan Sastra Dwi Warna Hulu Sungai Tengah dan sejak
tahun 2000 aktif sebagai Ketua Bidang Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.
Tajuddin Noor Ganie
(Banjarmasin)
Sungai Meliuk-Liuk Mengejar-Ngejar Gerimis
Sungai
meliuk-liuk mengejar-ngejar gerimis
yang meluruhkan
mimpi-mimpi buruknya
ke pucuk-pucuk
belukar bakau
yang merangas
di hilir
Akulah sungai
yang meliuk-liuk itu
dan engkau
adalah gerimis
yang
kukejar-kejar itu
semuanya
berubah menjadi abadi
ketika
humus-humus bakau yang renta
merayap ke
samudera mengikuti
jelujuran
akar-akar lumut di batu
Banjarmasin, 29 Desember 2013
Tajuddin Noor Ganie
(TNG) lahir di Banjarmasin, 1 Juli 1958. Sarjana S.1 PBSID STKIP PGRI
Banjarmasin (2002) dan Sarjana S.2 FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin (2005). Dosen PBSID STKIP PGRI Banjarmasin untuk mata kuliah: (1)
Penulisan Kreatif Sastra, (2) Pendekatan kajian sastra, (3) Penelitian Sastra
dan Pengajarannya, (4) Kajian Sastra Banjar, (5) Kajian Puisi, (6) Kajian Prosa
Fiksi, dan (7) Kajian Drama.
Menulis
karya sastra meliputi puisi, cerpen, novel, dan esei sastra tahun 1980. Puisi
dan cerpen karangannya telah dimuat di sejumlah antologi puisi dan antologi
cerpen terbitan Banjarmasin, Jakarata, dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Antologi puisinya berjudul Bulu
Tangan diterbitkan oleh Penerbit Tuas Media Kertak Hanyar, 2011), dan
antologi cerpennya berjudul Masa Lalu di Banjarbaru juga diterbitkan oleh
Penerbit Tuas Media Kertak Hanyar, 2011).
Penerima Anugerah Pemuda Pelopor Bidang Sastra dari Menteri
Negera Pemuda dan Olahraga (Ir. H. Akbar Tanjung, 1991), Hadiah Seni Bidang
Sastra dari Gubernur Kalsel (Ir. H. Gusti Hassan Aman, 1998), Anugerah
Astraprana sebagai Sastrawan Banjar dari Kesultanan Banjar (Sultan Haji Khairul
Salleh Al Mu’tashim Billah, 2014), Anugerah Budaya dari Gubernur Kalsel (Drs.
H. Rudy Ariffin, MM).
Thomas Budi Santoso
(Kudus)
Adakah Tangis yang Melebihi Tangisku
adakah tangis yang melebihi tangisku?
karena tangisku adalah seribu tangis
yang menyungai air mata
tangis setua usia cinta
tangis seribu tetes darah tersisa
tangis di atas tangis
di atas tangisnya tangis
anak-anakku
tangis di atas tangis
di atas seribu tangis
kesalahanku masa lalu
tangis di atas tangis
di atas segala tangis
mereka yang kucinta
19 November 2007.
Thomas Budi Santoso lahir di Pati, 19 November 1944.
Menulis puisi sejak tahun 60-an. Beberapa
puisinya dimuat di antologi puisi Masih
Ada Menara, Sajak Kudus – 12 Penyair
Indonesia, 142 Penyair Menuju Bulan
(antologi puisi penyair nusantara), Nyanyian
Sepasang Daun Waru & Dunia Bogam Bola (antologi puisi 2 penyair); Krueng Aceh, Puisi-Puisi Penyair Jawa Tengah, Akulah Musi, Jilfest-The 2nd
Jakarta International Literary Festifal 2011, Bima Membara, Requiem bagi
Rocker, Dari Sragen Memandang
Indonesia, Sauk Seloko, Puisi Menolak Korupsi, Dari Bumi Yang Sama, antologi puisi Kampung, Bayang-bayang Menara, Majalah Horison,
Sinergi, SKH Republika, Sinar Harapan,
Suara Pembaruan, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Solo Pos, Merapi, Tabloid Boemipoetra, koran Faktual.
Sebagai Penasehat Dewan Kesenian Kudus dan Penasehat Keluarga Penulis
Kudus. Kini, tinggal di Kudus.
Thomas Haryanto
Soekiran (Purworejo)
Antasena
dimulai dari keterlibatan membuai
sungai
kali serayu sampai lembah ngarai
kali kelawing cing cing goling
pandawa mati lemas kena jimat
dan kuhidupankan lagi lima mayat
yang ternyata salah satunya adalah
bapaku!
2016,
Padepokan seni matahariku purworejo
Thomas Haryanto
Soekiran lahir pada 25 Desember 1961 di
Purbalingga, Banyumas, Jawa Tengah. Pendidikan keseniannya ia dapat pada 1984
di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo Yogyakarta dan pada 1988 di Sanggar Gelak
Suka-nya Agus Melasz Jakarta. Berkenaan dengan karya tari, pada 1985 ia nggelar
tari OPERA KELAHIRAN, 1985 nggelar tari ORANG KUBU DIHUTAN IMPROVISASI, 1986
nggelar pentas di LP/RUMAH TAHANAN PURWOREJO, 1987 nggelar KEMAH BUDAYA dipantai ketawang
purworejo, 1987 nggelar tari BANGSAT, dan 1987nggelar tari SAMPUR GUNUNG.
Hingga kini karya tersebut masih ditarikan oleh penari tradisi.
Dalam hal berteater, pada tahun 1986 nggelar MEGA MEGA naskah Arifin C.
Noor, 1987 nggelar MENCARI BAPA naskah WS Rendra, 1988 nggelar RAMA SINTA naskah sendiri, 1990 nggelar DIAJENG KUNTHI PENJUAL TEMPE tiga
penyair jateng, 1995 nggelar monolog
NGOMONG naskah sendiri, 2007 nggelar
SEMAR naskah sendiri, 2009 nggelar pentas di LP/RUMAH TAHANAN ANAK KUTOARJO,
2010 nggelar monolog SEMAR kolaborasi dengan senirupa, dan pada 2011 Monolog Roadshow indonesia.
Puisi-puisinya tersebar diberbagai media indonesia, yakni
pada 1988 dalam antologi RIAK BOGOWONTO
kopisisa purworejo, 1996 dalam antologi ISTIRAH padepokan seni matahariku
purworejo, 1998 dalam antologi JENTERA
TERKASA Taman Budaya Jateng, Forum Sastra Surakarta, 2000 dalam antologi KIDUNG BULAN TERTIKAM kopisisa purworejo,
2010 dalam antologi PENYAIR INDONESIA
ANGKATAN KOSONGKOSONG DKD Tegal, 2011 dalam antologi PENYAIR JAWA TENGAH
Dewan Kesenian Jawa Tengah, 2012 dalam antologi DARI SRAGEN MEMANDANG INDONESIA Dewan Kesenian Sragen, 2013 dalam
antologi PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid
1 dan 2 Forum Sastra Surakarta, 2013 dalam antologi HABIS GELAP TERBITLAH SAJAK Dewan Kesenian Sragen, 2013 dalam
antologi TIFA NUSANTARA SATU Dewan Kesenian Tangerang, 2014 dalam
antologi FLY OVER MERAH PUTIH teaterKAIL Jakarta, 2014 dalam antologi NEGERI POCI LIMA NEGERI LANGIT 153 pemyair Indonesia, 2014 dalam antologi LUMBUNG
PUISI SASTRAWAN INDONESIA HMBM Indramayu, 2014 dalam antologi PENGANTIN
LANGIT Komunitas Sastra Indonesia, 2014 dalam antologi MEMO UNTUK
PRESIDEN Forum Sastra Surakarta, 2014 dalam antologi SANG PENEROKA
106 penyair Indonesia, 2014 dalam
antologi DUKA GAZA DUKA KITA 99
penyair Indonesia, 2015 dalam antologi PROGO 3 Komunitas Sastra Temanggung,
2015 dalam antologi PUISI MENOLAK KORUPSI
jilid 4 Farum Sastra Surakarta, 2015 karya puuisinya masuk KLIPING SASTRA INDONESIA, 2015 dalam antologi TIFA NUSANTARA DUA Dewan Kesenian Tangerang, 2016 dalam
antologi BUNGA PUTRA BANGSA 70 penyair Indonesia, 2016 dalam antologi MEMO
UNTUK WAKIL RAKYAT 134 penyair Indonesia,
0 comments:
Post a Comment