Suatu hari, terbetik
berita seorang peneliti ikan yang bekerja di Kantor Dinas Perikanan menemukan
ikan berjanggut. Mendengar berita itu aku dan teman-teman sekelas segera
berlarian ke kantor dimaksud yang terletak di Jalan Jenderal Soedirman. Benar
saja di sana kami melihat ada seekor ikan berukuran cukup besar berada di dalam
akuarium. Bentuknya seperti ikan gabus, namun uniknya di bawah rahangnya tumbuh beberapa helai janggut berwarna putih.
Penemuan ikan berjanggut
itu membuat Kantor Dinas Perikanan menjadi ramai dikunjungi orang. Aku sendiri,
hampir setiap pulang sekolah menyempatkan diri singgah di sana untuk melihat
ikan berjanggut. Aku tidak ingat lagi sampai berapa lama ikan berjanggut itu
dipamerkan di serambi depan kantor dimaksud.
Beberapa tahun sebelumnya,
Kantor Dinas Peternakan yang terletak di sebelah Kantor Dinas Perikanan juga
sempat membuat heboh warga kota Banjarbaru. Salah seorang dokter hewan yang
bekerja di sana menerima laporan dari seorang peternak sapi binaannya bahwa
induk sapi miliknya melahirkan anak sapi berkepala dua.
Sayang sekali, sapi
berkepala dua itu tidak berumur panjang. Bangkai sapi berkepala dua iyu
kemudian diawetkan dengan air keras dan dipajang sebagai koleksi pameran di
serambi depan kantor dinas dimaksud. Selama beberapa hari warga kota Banjarbaru
silih berganti berdatangan untuk melihatnya. Aku tidak tahu apakah kantor dinas
dimaksud masih menyimpan sapi berkepala dua yang diawetkan itu.
Dulu, setiap kali Kantor
Wilayah Departemen Penerangan Kalimantan Selatan menggelar pameran pembangunan
di lapangan Dokter Murjani, ikan berjanggut dan sapi berkepala dua itu selalu
ikut dipamerkan sebagai ikon di stand milik Kantor Dinas Perikanan dan Kantor
Dinas Peternakan.
Selain mengunjungi ikan
berjanggut dan sapi berkepala dua, aku, setiap pulang sekolah selalu meluangkan
waktu bermain-main di kebun binatang Minggu Raya. Lokasinya persis di kawasan
Taman Air Mancur DAWN Van Der Pijl sekarang ini. Koleksi yang ada di kebon
binatang ini tidaklah banyak, cuma seekor buaya, seekor ular pyton, beberapa
ekor burung, dan beberapa ekor monyet.
Puluhan tahun kemudian di
kota Banjarbaru kembali dibangun kebon binatang, yakni sebagai bagian dari Taman
Idaman. Dulu, di lokasi ini juga pernah ada taman bunga, namun karena tidak
dipelihara sebagaimana mestinya, maka taman itu
akhirnya menjadi padang semak-semak yang banyak dihuni ular berbisa.
0 comments:
Post a Comment