Badai itu masih milikmu yang selalu kau rindu. Sebab kau tak suka bunga dulu, ia lebih mencintai badai ketimbang bunga yang bertangkai. Dengan bahasa pekarangannya ia ucapkan segala cinta, pada jantung pisang dan dahan dahan pohonan. Demikian juga ia pun katakan lewat semilir angin dari sungai yang dulu mengusung riwayat kecilnya. Puisi yang selalu dikaguminya semenjak ia memasuki pekarangan rumahnya yang luas, ketika kaki kaki telanjang berjalan bebas.
Lihatlah daun daun pisang yang lebarnya seluas langit itu adalah dada puisinya begitu luas dan anggun. Juga burung burung perkutut di sangkarnya yang adem dan kerasan menemani senjanya dengan kopi manis di longkangan. Suara burung derkuku menyiratkan irama dewa yang medar sabda-Nya. Dan selalu saja ada yang jatuh dan terkesima melihatnya.
Di tanganya ada puisi yang dituliskan oleh sihir hujan semalam. Menggambar teja dan lengkung pelangi seperti jalan cahaya ke maqamnya.
Dan ia yang selalu ditunggu oleh rindu. Di tanganya penuh mimpi-mimpi yang tak pernah sampai ke rumamu. Tak pernah akan sampai cerita cerita jalanan itu. Dan pada denyut jantung yang terakhir ia menyerahkan segalanya atas nama cinta. darah dan nyawa.
“Brisik banget, hidup ai ini!”
“Dan betapa perempuan kalau rindu jadi
aneh begini!”
Hidup ini sangat brengsek. Tak ada
indahnya sama sekali. Keindahan pegunungan yang hijau jadi tertutup awan merah,
dari semburan api yang memuncak, dan membakar hati. Itulah perempuan jadi sensi
dan aneh jika sedang kangen dan rindu.
“Aih, aih betapa malangnya nasibku
bila kekasih tak selalu disampingku, dan tak selamanya bersamaku!” suara
cempreng Benny mengejek dan meledekiku.
“Ayuk ambil angkat telp pencet
nomornya sang pujaan hati, hayuuu katakana lv u atau miss u atau marahi sekalian
dengan umpatan brengsek, atau asu sekalian atau apa yang bisa membuatmu puas,
Da!” ajak Benny semakin memanasiku dengan api yang membara, tetapi justru aku
jadi nyengir nyengir sendiri.
“Da, kau ini sedang jatuh cinta Da?!”
“Oh gak Ben, aku lagi mikirin tokoh tokohku gimana ya pikiranku kacau dari Teluk Cikal ke Bukit Bintang,
sementara aku ingin menuliskan Bukit Sewu ke Sanggaratu, eh malah juga kebelet
menulis juga pemberontakan Pemngakuan
Mendut, Benyy tolong aku aku sedang trans di mana ini aku gak sadar!”
“Wooyy selesaikan kuliahmu jangan
ngarang cerita terus kapan kelarnya, bokaplu kemarin dah ngultimatum, kalau kau
tahun ini harus kelar kuliahmu biar gak
ke DO!”
“Tenang Benyy tenang, gak nyampe setahun ketiga novelku akan
kelar, aku hanya butuh sekali lagi “ rokok “ penyulut agar aku bisa nulis ini
dengan kelar!”
“Wooy kau gak butuh novel yang kau perlukan adalah buku bimbingan skripsi, ya
besok temui dosen pembimbingmu kasih proposalmu kau mau nulis materi dengan teori apa yang kau pilih, Daa!”
“Apa cowok?, Aku hanya butuh waktu
dan kesempatan ya aku butuh waktu buat
merampungkan tokohku ini Benyy!”
“Wekkk mimpilah terus ketemu ksatria,
cinta sejatimu, ceritamu harus sudah tamat, kalau lama lama kasihan orang rumah,
mereka biayai kuliahmu bukan buat ngarang cerita yak!”, Mereka biayai kamu
untuk toga, selembar ijazah, dan uang, uang bukan buku-buku!
Haduh pasti mbak Menik Nik Nik ini
yang bangun paling pagi gelodakan angkat ember dan gembrong serta membuka
saklar ledeng sehingga pagi-pagi mbenginging,
ya ampun aku belum pingin bangun, jangan ganggu tidurku ini ya ampun. Aku
tutupin telingaku dengan bantal tapi suara air dan gerojokannya membangunkanku,
sumur tempat cucian di depan kamarku ini ya Tuhan, semalam aku belum tidur,
ngetik dan menyelesaikan novelku.
“Woy …bangun bangun …. subuh subuh
Da…ayuk bangun!”
“Benyy, kau ini apa gak ada waktu ngepel pagi pagi banget
apa nanti gak ada waktu sih, lama-lama
kepalaku pecah aku harus mikir skirpsi, mikir novel gimana nih!”
“Hello ini sudah bukan pagi-pagi,
noh liat matahari dah menyengat dah panas noh mata liat jendela tuh!”
“Aku gak tertarik dengan teoritik, sosio
linguistic, teori reseptif, gynocritik,
aku lebih suka baca buku ini “ dari Kata ke Imaji “ dan “Imaji ke Kata!” ini
yang buat novelku kelar!”
“Ortumu gak butuh novel ya Da, ayah ibumu butuh selembar ijazah sarjana
lalu kau kerja lalu kau dapat gaji, dapat menjadi kebanggaan orang tuamu, ini
loh anak puteriku sekarang jadi Dosen di Perguruan Tinggi Ternama, bla bla bla!”
“Seperti kakakmu jadi dokter,
lulusan UGM!”
“Seperti Mbakmu jadi dosen di UNS,
itu baru keren Da!”
“Hem ya blab la bla…. !”
“Serius Beny, aku sedang jatuh cinta
pada pandangan pertama, bener aku rasa aku sudah menemukan cinta pertama dan
terakhirku!
“Prett, setiap kau menulis cerita
kau selalu jatuh cinta pada ini lah itu si alah si b lah, halah prettt bul sit,
gak nyata cinta terindahmu mana hanya
imajinasi saja ‘kan!”
Selanjutnya? Klik Daftar Isi atau Bagian Selanjutnya, yakni Banyu Biru Banyu Segara.
0 comments:
Post a Comment