Pagi meretas, embun terbangun oleh suara azan lamat lamat terbawa angin. Alarm hp berbunyi nyaring. Pagi terbangun oleh suara kokok ayam jago. Hidup sudah dimulai tadi bahkan jam 1 jam 2 dini hari suara motor bakul bakul sayur yang membawa bakul dan dagangan menuju psar pasar bunder atau Jamus untuk kulakan. Sebelum armada sayur ini menyerbu kampung kampung, kompleks-kompleks dan perumahan-perumahan, pada jam enam nanti persis mereka membutuhkan sayur dan lauk untuk sarapan pagi.
Hidup buanyak sekali yang akan dan
bisa ditulis. Namun waktu, tangan dan tenaga sangat terbatas juga kemampuan memori
sudah semakin hilang semakin tua. Pun mata makin plus bertambah, tidak bisa
membaca dan menuliskan dengan mata biasa dengan kaca mata. Hidup sudah
sedemikian tua, kurang awas saat menulis dan membaca huruf. Tetapi hidup masih
terus gambling berjudi pertaruhan
sukses atau mandeg, berdiri atau tenggelam, hidup terus diburu terus berlalu
mengejar entah. Sekata dua kata sepetak dua petak, sesen demi sen, memburu
pembeli seperti armada armada sayur. Seperti juga mbah Jum sering thithik
batu di jalan suaranya memecah sunyi memecah kepekatan pagi dan suaranya palu
yang memecah matahati pagi. Subuh
menjelma. Pagi meronta hendak dibebaskan oleh matahari.
Jam 04. 16 di lap top, aku masih
saja menulis sebelum subuh datang. Menghimpun segala kekuatan. Azan menyeru
iqomat mengajak untuk merapatkan barisan. Aku melanjutkan larik-larik novel. Masih
panjang jalan menuju halaman demi halaman. Seonggok batu demi sebatu seperti
orang–orang mengumpulkan, sedikit sedikit lama lama menjadi bukit batu.
Hari ini aku dipermalukan, entahlah
hatiku lagi gak nyaman, malu banget
sangat malu. Pembagian tugas yang menurutku gak
pas dan adil. Di rapat tadi sudah bisik-bisik bahwa aku keliru mencentang. Kupikir
kekeliruan itu hal wajar dan bisa dimaklmui, toh manusia bukan tempat yang
sempurna tentu saja ada salah dan juga sering bisa memahami kekeliruan orang
dan memaklumi. Tetapi memang aku sadar aku memang salah masuk di lingkungan
agamis seperti ini, sementara aku PT dari umum, pendidikan umum semua dari
SD,SMP dan SMA dan PT semua dari Umum.
Kalau kemudian aku bekal agamaku dan
pemahamanku keagaamaan sedikit dan kurang ya wajar. Ini kemarin ada surat
edaran angket, aku salah mencentang yang tutor dan mentor. Sehingga jadi bahan
pergunjingan ramai di kantorku.
Sehingga aku harus berhadapan Humas
dan Kepala, kemarin aku gak ngerti
kalau angket itu untuk menjaring yang bisa dan tidak bisa membaca Al-Quran. Dan
dalam tabel itu aku salah mencentang.
Aku sangat menyadari betapa minim
dan sangat sedikit pemahaman agamaku. Hampir semua teman di sini sudah haji dan
menjalankan ibadah Umrah. Sedang aku apa?
Rasanya surga sudah dikapling mereka semua, tetapi aku hanya pada pasrah Tuhan, entah dimana ending dan akhir hidup dan perjalananku nanti. Aku hanya sekadar jalani yang ada di depanku, menjalankan tugas mengajarku, menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu dengan ikhlas.
Mau apa lagi, aku jadi terinspirasi helm siswa yang aku baca di bangjo tadi “ Hidup bukan hanya cari harta!” Apalagi seusia seperti ini sudah tua apalagi yang akan kita cari, kalau bukan kebahagiaan sejati ketenangan dan ketentraman.
Hatiku lagi rusuh dan resah. Entahlah kesalahpahaman kenapa sering terjadi dalam pertemanan dan persahabatan apalagi ketika kita sudah sangat hati-hati ternyata ada “benthik” “benthik “ kecil yang tak sengaja jadi hal hal yang membuat kita sedikit agak tersinggung lalu sensitive dan agak marah sedikit. Mungkin juga hal yang biasa bila mendengar cerita orang kita berusaha untuk memahami mereka sementara kita sendiri kadang tak pernah ada yang memahami. Tetapi mengapa kita hanya ingin didengarkan sementara kita gak mau mendengarkan. Egois ‘kan dan mau menang sendiri.
Aku berusaha memahami orang dan meminimalkan kesalahan pada orang. Aku sudah harus sangat hati hati dalam bergaul dan berkomunikasi dengan orang orang teman-teman satu kantor soal tugas tugas dan hubungan personal maupun professional.
Aku menghembuskan dan menarik napas
dalam-dalam entahlah banyak pikiran ini membuat hari rusuh dan resah. Soal gaji
yang sudah tidak utuh diterima, soal potongan bank, potongan koperasi, angsuran
ini dan angsuran itu, belum lagi usaha bisnis re seller dan retail ku yang agak sepi dan tidak lancar. Ya Allah aku
menarik napas dalam. Hidup mengapa begitu susah untuk dijabarkan. Tidak sesuai
angka kalkulasi matematika. Ya Allah jagalah selalu aku dari rasa malu, rasa
kejatuhan dan rasa hancur. Semoga cinta dan kasihmu yang indah dan abadi ini
dapat membelai hatiku yang sedang kacau ini.
Pagi ini banyak hal yang harus
kulakukan. Diantaranya pagi ini jam 07. 00 adalah brifing, materi brifing dari
kepala madrasah. Yaitu pertama informasi mengenai Diklat Wali kelas X,XI, XII. Yang
melibatkan seluruh MA negeri dan Swasta se-Kabupaten. Dilatarbelakangi untuk
mendapatkan persamaan penilaian rapor atau LHBS). Mengapa banyak sekali
keragaman penilaian masing masing guru berbeda, mempunyai persepsi yang berbeda
beda,maka diadakan diklat untuk pemahaman wali kelas itu mempunyai persepsi
apresiasi penilaian anak dalam raport.
Selain membahas penilaian raport brifing juga membahas UAS bahwa
UAS akan dilaksanakan besok bulan depan untuk persiapan berkenaan dengan SK
kepanityaan dan kesiapan anak mengikuti UAS dengan mengulang dan pemantaban
materi pada siswa. Misalnya dengan diadakan pengayaan dan les.
Terkait dengan pendisiplinan sholat
dhuhur berjamaah baik dari satgas, BK, Humas, Guru Wali, untuk menindaklanjuti hasil rapat
mengenai prosentase dan angket hasil angket dan survey anak tentang
kedisiplinan mengerjakan sholat dan ibadah serta kegiatan baca tulis Al-Quran
yang perlu dimantabkan lagi.
Hal terkait lain yang dibahas dalam
rapat brifing yaitu kegiatan supervise yang dilakukan kemarin adalah untuk
mengukur KBM yang mantab. Anak tidak bisa ini disebabkan oleh apa? Apa karena
cara mengajar guru yang salah, maka perlu adanya evaluasi dan supervise, baik
secara invividu maupun kelompok perlu disharingkan dengan supervisor dan yang
disupervisi.
Disamping itu adanya kegiatan Forma
yaitu untuk mengikuti kegiatan lomba atau pekan olah raga madrasah perlu
disipakna kegiatan lomba olahraga.
Terakhir adalah adanya HUT Kemenang,
bahwa untuk meramaikan seperti biasanya jalan sehat jalan santai dengan
pembuatan kaos baru seperti biasanya setiap tahun. Humas mengkoordinasi kaos
dan konsumsi dengan bendahara SOM. Baru setelah tangal 19 diadakan lomba yaitu
lomba wajib badminton dan lomba volly. Sedang upacara kemenag pada hari Rabu
tanggal 3 januari tahun depan.
Sebelum ditutup bahwa informasi adanya TFG ada yang harus mengalami ditunda sejumlah 15 guru harus mengalami penundaan tunjangan gaji karena keterbatasan anggaran, maka perlu ditunda dan dibayarkan tahun depan. Yaitu kemudian untuk adilnya perlu diundi siapa saja tunjangan guru yang dicairkan dan siapa yang 15 orang yang ditunda pembayarannya itu. Ada 15-an orang yang tidak bisa cair bulan dan tahun anggaran ini.
Betapa kompleks dunia pendidikan yang aku jalani. Mulai dari workshop Kurikulum baru kurikulum 13, pelatihan dan diklat beruntut aku harus ikuti dengan wajib.
Kurikulum yang berubah ubah bentuk dan konsepnya membingungkan guru dan siswa sebagai elemen terakhir dan paling bawah di lapangan. Komponen Penilaian pada siswa pada Kurikulum yang sangat rumit dan pelik memberatkan guru dan siswa. Semua belum terasa siap dan matang sudah diberlakukan dipaksakan untuk dijalankan. Dengan dalih perubahan. Kalau kita tidak siap berubah maka kita akan terhials setiap waktu oleh perubahan.
Input kita intaqe dan fasilitas tidak sama dan rata-rata masih rendah baik penguasaan IT sebagai software dan hard warenya baik guru maupu siswa masih di ambang batas. Kita masih mimpi. Sertifikasi yang diharapkan dapat memcau keteringgalan guru untuk menguasi teknologi dan informasi masih sangat kurang dan minim. Mereka masih berkutat pada kebutuhan pokok sandang pangan dan papan. Sedang kebutuhan guru akan ”ilmu“ buku‘ dan informasi“ dari berbagai media massa dan buku-buku yang cerdas dan bermutu sangat terbatas. Budaya materialistic dan apitalis yang konsumersime menghadang para guru, betapa tidak berapa sikap dan tindakan mereka yang suka membaca? Tetapi mereka lebih suka membeli mobil daripada buku-buku. Karena masyarakat literer belum terbentuk dalam masyarakat kita saat ini. Budaya baca belumlah seintens Negara Negara maju lainnya. Ini kenyataan di lapangan yang aku bisa dipungkirir. Mereka lebih menyukai memberi barang-barang untuk status gengsi dan meningkatkan image guru yang kaya secara harta dai pada kaya ilmu. Sungguh miris memang OKB OKB dan gaya hidup Guru bukannya mengunjungi perpustakaan, agensy agensy buku buku dan Koran tetapi mall mall dan serba mengumbar materialistic Yangtentu sangat disayangkan bila kita dari awal sepakat untuk meningkatkan kinerja guru yang lebih produktif profesional dan kreatif.
Kompleksitas permasalahan dunia pendidikan kita, sering mewarnaitarik ulur Kurikulum 13 dengan permasalahannya. Dengan pro kontra dilanjutkan berhenti atau direvisi. Masih jadi bahasan hangat di ruang ruang guru dan perdebatan yang masih ruwet diambil benang merahnya antara lanjut dengan konsekwensi dan tanggungjawabnya atau distop saja juga dengan segala tanggung jawab dan resiko. Padahal sudah berapa jumlah anggaran yang keluar dari negara mulai untuk workshop bintek dan semacamnya. Tak sedikit anggaran yang sudah keluar untuk menggulirkan dan mensukseskan kurikulum 13.
Masih banyak kendala kendala yang ditemui di lapangan. Persoalan Pitawat Sang Guru Bangsa. Kalau kita pernah membaca buku Sang Guru kita akan bisa mendapat pencerahan bagaimana seharusnya sosok guru sosok yang tak sekadar digugu dan ditiru itu. Guru yang ideal yang selalu dinasehatkan Basudewa dengan dialog menjelang ajalnya sang guru Dronna.
Kembali pada komponen Kurikulum 13 yang berupa komponen penilaian. Masih banyak keruwetan dan ketidakjelasan arah capaian karena setiap gerak anak dinilai. Penlaian dirasa memberatkan guru dan siswa. Bagi Guru terlalu banyak dibebani kerja administrasi yang terlalu banyak dokumen dan catatan sedang siswa terlalu banyak juga hal-hal yang harus dicapai. Penilaian sangat memberatkan anak didik dan mematikan kreatifitasnya kehilangan sensorik karena dijejali dengan konsep konsep meskipun disini anak digiring ke arah menemukan sendiri atau inquiry dengan metode saintifik.
Berapa anak yang masih terganjal dengan standar kelulusan yang dipatok. Banyak anak yang tidak lulus. Keidaklulusan adalah indikasi yang sangat mencekam dunia pendidikan. Bisa disebut sebagai momok pendidikan ketidakberhasilan dunia pendidikan.
Yang membanggakan adalah saat anak anak meraih prestasi menjadi juara dari berbagai event kejuaraan. Pada hari Kamis, lalu, bertempat di Gedung dr Prakosa, Gedung Pusat UNS Surakarta, berlangsung Seminar Literasi dan Lomba Esay Tingkat Nasional, dalam rangka Dies Natalis UNS, yang diselenggarakan oleh Peprustakaan UNS Solo.
Lomba Esay tersebut mengambil tema
Membangun SDM Unggul dan Kompetetitif Melalui
Literasi. Lomba diikuti sekitar 287 peserta dari berbagai penjuru tanah
air. Dari berbagai daerah dan berbagai propinsi Indonesia,dikuti pelajar bak dari SMP/ MTs, SMA/ MAN, mahasiswa dan
umum. Peserta yang terjauh bersala dari pelajar SMP Fakfak Irian Jaya. Selebihnya
ada yang datang dari Jambi, Sumatera Selatan, Medan, Kalimantan, Bandung,
Jakarta, Ponorogo, Malang, Surabaya dan juga Kudus dan Jawa Tengah dan
sekitarnya.
Lomba dibuka pada pukul 08. 00 oleh
Rektor UNS dan setelah acara lomba dilanjutan dengan semnar Literasi dengan
narasumber Prof. Dr. Rochmadi, Kepala Perpustakaan UNS Surakarta. Dan sore hari
menjelang penutupan sekitar pukul 18. 00 diumumkan hasil lomba tersebut. Dan
kegiatan ini ditutup dengan menulis puisi missal dengan tema Literasi, yang
mana puisi dan esay tersebut bakal diterbitkan menjadi buku antologi pada bulan
Agustus mendatang.
Pada lomba tersebut madrasahku yang
diwakili Ananda Siwi Nur Rochmah, siswi kelas XI IS 6, berhasil meraih Juara
Harapan I lomba Esay tingkat Nasional. Dan berhak mendapat tropy dari rektor
UNS dan piagam penghargaan. Juara I, II, II diraih pelajar dari Ponoro,
Indramayu dan Bandung.
Di samping ananda Siwi Nurrohmah, 9
siswa siswi madrasahku masuk nominator finalis juga mendapatkan piala dan piagam penghargaan Nominator Finalis Lomba Esay Tingkat Nasional
yaitu ananda siswa Rokhimah Wulandari (XI IS 3), Isdiyati (XI IS3), Allaila
Latifa Madjid (X IS1), LailaMustika Pamungkas (X IS1), Siwi Nurrohmah (XI IS ),
Andini Zahra Arafahdha (X IS 3), Lutfi Kamilia (XI IS 6), Attifah Daffa
Widarsari (XI IS6), Amal Amalia (X IS2)
Madrasahku, juga mendapat
penghargaan Pembimbngan Teraktif yang diberikan kepada Pembimbing sekaligus
Kepala Koordinator Perpustakaan Ibu Hj. Masruroh, S.Pd.
Dalam kesan dan pesannya, Kepala
Sekolahku, Bp. Sumiran, SPd, M. Pd. menyatakan selamat untuk siswa-siswa yang
mendapat penghargaan dan juara untuk terus mengasah bakat dan kreatifitasnya
dan memperdalam ilmu dan ketekunan dan keterampilan menulisnya.
Di samping menjuarai lomba Esai
siswaku juga ada yang menjadi juara menyanyi. Untuk
menjaring pemilih pemula KPU Sragen menggelar lomba nyanyi dengan Tajuk Lomba
Pemilu Vokalis yang digelar KPU. Indriyani, siswi Madrasah keluar sebagai juara I dalam lomba yang
dikhususkan bagi pelajar ini. Indriyani berhak meraih hadiah uang pembinaan
dari KPU sebesar 1 juta rupiah. berikut piagam penghargaan yangdiserahkan Ketua
KPU.
“Ini kejutan karena saya tak mengira
bakal menang“ tutur Indriyani saat menerima penghargaan lomba pemilu vookalis
kemarin. Indriyani melantnkan lagu Tanjung Perak yang liriknya sengaja sedkit
digubah. Juri yang melakukan penilaian, Budi Rahmat Jati dari DKDS (dan Ibnu
Prakosa Dewan Komisioner KPU, memutuskan Indriyani sebagai yang terbaik. Sem,entara
runner up diraih oleh Fitri Wahyuningrum dari SMK pemenang ketika diraih oleh
Rianita Putri siswi SMAlainnya.
Ketua KPU sengaja mengajak pelajar
setingkat SMA, SMK MA untuk berpartisipasi mengikuti lomba Pemilu Vokalis. Tujuannya
untuk mendorong pelajar sebagai pemilih pemula agar bisa berpartisipasi dalam
pemilihan Gubernur Jawa tengah nanti.
“Lomba yang kali pertama itu
ternyata mendapat sambutan positif dari para pelajar “
Lomba
diikuti perwakilan dari 22 SMA, SMK, MAN. Dikatakan
Komisioner KPU tengah gencar mensosialisasikan ke pemula, agar ikut ambil
bagian dalam pemilu di Sragen. Serangkaian gerakan sosialisasi diantaranya
lewat lomba. Diharapkan kepesertaan pemilih pemula tersebut dalam pemilu nanti
semakin meningkat.
Siswi Indriyani siswa langsung mendapat ucapan selamat atas prestasi tropy kejuaraan sebagai juara I Tingkat Kabupaten.
Selanjutnya? Klik Daftar Isi atau Bagian Selanjutnya, yakni Sanggaratu.
0 comments:
Post a Comment