Tidak lama setelah mengucapkan sabda pandita ratu bahwa
yang berhak menggantikannya kelak bukanlah anaknya Pangeran Temenggung tapi
adalah cucunya Pangeran Samudera, Maharaja Sukarama raja di raja Tanah Banjar
yang berkuasa di Kerajaan Negara Daha meninggal dunia karena usia tua.
Ketika Maharaja Sukamara meninggal dunia, Pangeran
Temengung yang jauh lebih berpengalaman sebagai seorang politikus, dengan
mudah berhasil menguasai keadaan. Dalam
tempo singkat ia berhasil menguasai komando atas armada perang dan semua sektor
vital lainnya yang memungkinkannya dapat berkuasa secara mutlak di Kerajaan
Negara Daha.
Pangeran Samudera
yang sudah kalah segala-galanya terpaksa menyetujui saran Patih Arya Taranggana
untuk pergi meninggalkan Istana Daha secara diam-diam guna menyelamatkan
dirinya dari ancaman pembunuhan yang akan dilakukan oleh kaki-tangan Pangeran
Temengung.
Pangeran Samudera segera pergi meninggalkan Istana Daha
dengan cara mengayuh perahu sendirian. Sejak Pangeran Temenggung berkuasa
secara tidak sah di Kerajaan Negara Daha, maka Pangeran Samudera terpaksa hidup dengan cara menyamarkan diri
sebagai seorang nelayan sungai bernama Samidri di daerah Muara Banjar. Daerah
Muara Banjar ketika itu diperintah oleh Patih Masih. Bagaimana cerita selanjutnya?
Klik Daftar Isi atau Bagian Satu
0 comments:
Post a Comment