Kaulah nabi pemberi jalan kebenaran. Uswah bagi umah. Pembuka jalan terang benderang…. Sejukkan mata hati hamba.Muhammad kan hati dan. perilaku hamba ya Rabb. Khadijah kan perempuan hamba.
Fatimahkan anak anak hamba. Ali kan putra putra hamba. Berikan sahabat sahabat sesetia sahabat para nabi. Saling sayang menyayangi. Dalam keadaan apapun. tetap istiqomah. Dalam sebenar-benarnya mahabah.
Bila sinar cahyamu meredup. Karena laki laki atau perempuan. Tutuplah mata pejamkan mata hamba dengan istigfar. Ya Rabbi begitu besar goda. dan coba yang hamba terima. Di titik kulminasi hamba mencari. Kau tak jauh kau tak dimana mana tempatmu. Di rumahku sendiri yang sepi …ramaikan dengan 33 zikir ini.
Agar terang benderang menerangi cahaya rumah kami. Dapur bersih kami …. Almari baju baju kami. Kamar tidur hamba ini. Inilah mesjid mesjidhamba dirikan di sujud hamba. Dari kefakiran hamba. Dari kelaparan. Dan kehausan hamba. Aku menemukan-Mu. Di tumpukan sajadah kami. Di ruang ruang yangtak pernah kami sentuh. Yang tak pernah kami bersihkan. Gudang dan peralatan, masakan hamba, karenaMu aku mencinta dalam sembah yang berekaat,tanpa batas kuhimpun semestaMu di sempurnanya telapak tangan hamba sedihku ini ya Allah terlempar jauh dari metaphor metaphor hidup yang penuh glamour aku menepi menemukanMu sudah cukup hanya kau. Kekasih sejati dalam kecewa bersama para pencari bahagia hamba kehilangan teladan kerinduan yang tak tertahankan aku cari mesjidMu di rumah sepiku dirikan menara menara untuk mendekat-Mu.
Dan aku mengeja ayat ayat sesat yang menipu daya pendusta yang mengatasnamaMu tetapi dalam suara suara gaduh syahwat dan hamba telah kalah memenangkan pertengkaran tiada ujung kebenaran dan kebatilan kesalahan dan ketololan.
Atas nama budaya rezim dan penguasa tunduklah hamba seperti Maryam yang taat menjalankan shalat. Lembutkan hati hamba selembut hatinya. Maryamkan bahwa hamba setia dalam sepenuh tunduk pada-Mu. Menundukkan hawa nafsunya sendiri.
Bangun, bangunlah, dirikan mesjidmu. Di kamar sepi bersama milyaran kaki berdiri. Meramaikan malam bersama sepimu. Seluruh makluk di muka bumi yang tunduk. Dirikan mesjid di hatimu.
Dengarkan menara panggilan-Nya. Di hamparan rumput tasbihmu. Sembahyanglah. Di sepi sepi-Mu di ramai ramaimu. Di cekung airmatamu di gelak tawamu.
Di gubuk derita dan di meja restaurant-mu. Di sungai dan telaga sengsara bahagiamu. Bintang dan rembulan. Hutan dan sawah lading. Gunung dan lautan. Bersatu bertasbih agungkan asma-Mu. Wahai jiwa yang kehilangan. Wahai jiwa yang terkhianati. Janji dan dusta kata-kata. Kehilangan percaya, kembalilah ke Kun Faya Kun. Dan Lauh Manfudz. Dengarlah dengar.
Taatlah taat. Samikna waato’na. Tiada satu tempat pun yang aman bersembunyi. Kecuali pada Allah. Tiada satu tempat yang aman untuk rahasia. Kecuali Allah. Tertawalah senyumi kesedihan dan kepedihan. Jangan biarkan airmata kesia-siaan,menangisi kehampaan. Dan menyesali kekosongan. Hanya Dia dan dosa dosamu,yang berhak kau tangisi.
Kembalilah pada-Nya dalam suci, dan tak bernoda. Sebelum sakit dan tak berdaya. Pintu taubat masukilah. Ciptakan perubahan…. Wajahmu akan berseri dengan sendiri. Wajahmu akan senantiasa bercahaya. Oleh aura surga. Karena wudhu dan shalatmu terjaga…. Gantilah mataku mata yang tak tertipu. Berilah mata malaikat-Mu pinjami aku. Agar aku tak selalu salah melihat silau kebenaran sebagai kebatilan kebatilan sebagai kebenaran…
Ya Allah…Selimutilah jiwa hamba yang ketakutan. Lindungilah dari amarah dan tipu daya fitnah. Dan orang orang yang berbuat kerusakan. Dan orang orang tukang sihir dari tergelincirnya bibir.
Panggilah aku ya Allah, “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada TuhanMu!”. Dulu kau celakakan dirimu sendiri. Ragu janji-Mu. Tertipu angan-angan kosong. Terperdaya penipu-penipu. Sungguh matamu, mata-Nya. Dulu tertutup awan nafsu. Diterpa angin angan-angan. Para penyihir syahwat
Dulu buta-butalah mata. Karena matamu bukan mata-Nya, oleh tertutup biru nafsu Pujangga-pujangga yang menulis, syair-syair syahwat dunia. Beruntung tinggalkan para penyihir. Yang dusta dan pura-pura. Kembali pada kebenaran. kata-kata Tuhan. Yang haq
Setiap yang keluar masuk napasku. Hanya Allah, Allah, Allah. Tak hamba biarkan jeda sedetik saja. Diisi oleh selain Nya. Jangan biarkan mereka tuhan-tuhan. Dajjajl dan berhala-hala baru. Menghuni ruang batinmu. Menjadi sesembahanmu. Juga, jangan biarkan hampa jiwamu. Penuh kekosongan, isi dengan hubudunnya. Penuhi panggilanNya dengan nama-Nya. Agar selalu dapat nur cahaya Huda. Jauhi, diisi dengan kata-kata. Penyihir syair-syair pemuja. Rindu syahwat. Mereka adalah penyair dusta
Jangan percaya. Jangan tertipu daya kata-kata. Yang memabukkan melenakan. Iman dan keyakinan! Sebelum terperdaya tertipu. Hentikan kata-kata yang sia-sia. Kebodohan, ketololan, kosong.
Tanpa Dia disana. Penyair-penyair dan sihir-sihir. Dusta, yang akan menghanguskanmu. Syair-syair gelap. Yang tanpa cahaya.
Ikuti cahaya-Nya. Huda agar selamat dari kerendahan. Dan ancaman neraka. Bersatulah bersama para pencari surga. Wahai jiwa yang terbelenggu. Oleh kata-kata penuh tipu. Bahwa kebahagiaan yang ditemu. Adalah amazing. Itu bulsit … hati-hati, setan merajai dirimu lewat. Kamuflase, srigala berbulu domba. Sadarilah jangan sampai jadi hambanya
Cari bahagia di akhirat. Bahagia dunia pasti di dapat. Wahai jiwa yang. tak pernah bahagia. Hati yang bahagia ada pada jiwa yang ikhlas berserah. Sesali kebodohan-kebodohan. Kesia-siaan bila waktumu. Masih terbelenggu nafsu. Dulu ketika mataku bukan mata-Mu. Tertipu dunia bibir perayu. Maka takkan kembali lagi pada dunia
Nama-Mu tak hanya untuk para kiai. Cakrawala terbuka bagi siapa saja. Yang telah mendapat ampunan-Mu. Para hamba yang telah kembali. Juga para pejabat tinggi yang korupsi. Daun-daun tunduk dan taat pada perintah-Nya.
Laut dan gurun setia pada kalam-Nya. Katak-katak tahu rahasia azab kubur. Ia mendengarkan jeritan dari dalam kubur. Dengarkan itu kalam-Nya. Lewat tasbih dan zikir. Dengarkan jeritan ahli kubur. Azab kubur
Itu yang harus kau dengar dan baca. Bukan syair-syair penyair dusta. Pemuja syahwat. Dan rindu maksiat! Telah hamba sesali waktu. Sia-sia-Nya. Dalam kekosongan dan kesiaan. Dalam malu dan sesal. yang berkepanjangan. Sungguh hamba jadi terlaknat. Dan terkutuk. Dari martabat yang tinggi. Kurendahkan sendiri. harkat dan martabat. Lewat bibir dan Mulut dan perbuat.
Kuletakkan cinta diatas ayat-ayat cinta-Mu. Atas nama cinta. Bersama para katak yang bersholawat. Dan berzikir atas nama Tuhanmu. Paduka, hanya satu. Sebenar cahaya yang kurindu. Menuntunku ke cahaya maha cahaya. Bukan pada rindu rindu perayu!
Para penyair rindu yang dusta. Mendustakan Kau ada. Menghilangkan namaMu. Meniadakan ada-Mu.
Iftikafkan hamba ya Allah. Iftikafnya Nabi Muhammad. Tenang dalam kesabarannya. Teduhkan gemuruh dada hamba. Belaikan tangan Muhammad ya Allah. Pada kening hamba. Agar hamba menjadi umatnya. Yang teduh amarah hamba. Yang hamba rindukan lelaki dari surga. Para pendoa, pendamba surga. Hadirkan agar nur hati bercahaya. Bahagia hamba ditangan-Nya
Hadirkan Nabi Muhammad di rumahku ya Allah. Santun dan halus budi bahasa. Iman segala imam dunia. Agar hamba bahagia mengabdi pada-Nya. DialahMuhammad yang kurindu. Sebenar-benar rindu. Yang bukan penipu. Jujur dalam setiap lisan dan ucapannya!
Agar hamba senantiasa percaya. Kekasih yang benar-benar setia. Lelaki santun yang sangat dicintai. Lelaki dari surga. Bukan penuh dusta dan tipu daya. Hati tersakiti dan ternoda. Ya Allah,Muhammadkan hati hamba. Khodijahkan hati mengabdi pada-Mu
DitanganMu Engkau jelma cahaya. Menembus ulu hatiku, menembus keningku. Menyedot otak dungu dan kotor hamba. Karena Engkau cahaya kebenaran kalbu! Mencari dan menemukanMu. Butuh waktu dan perjuangan. Antara pengorbanan dan keteguhan. Pilihan surga dan neraka
Terjerat antara subhat. Antara taubat dan maksiat. Engkau jadi debatEngkau dijualbelikan dalam laknat. Nuhkan perahuku.Musakan tongkatku.
Maryamkan hatiku, Ismailkan ketulusanku, Hudan kesabaran ini.
Berharap adalah naluri dasar. Dia telah perbaiki. Doamu adalah bagian dari rasa takut. Rahmat selalu dekat kepada. mereka yang percaya. Benih benih yang tumbuh. Rasa takut di rongga dada. Maluri berharap kebaikan. Sekalipun tak melihat-Nya. Hamba belajar melihat-Mu ya Rabby. Seperti anak anak yang khusyuk menadah doake pangkuanm-Mu.
Di mesjid-Mu. Nurul Iman memancar,di mata anak anak itu. Yang belajar sepertiku juga. Mendengar kutbah dhuhur mereka. Kultum kultum yang membuat hamba berdecak kagum. Melihat cahaya-Mu di Mulut mereka. Begitu indah dalam tutur kataMengajariku bahwa Engkau paham. Bahasa apa saja doa yang kita ucapkan. Dan hamba jadi tahu rahasia fadillah doa terkabulkan. Karena menautkan hati dengan Allah….
Berapa banyak Kiai yang tak banyak membaca doaTetapi doanya terkabulkan. Berapa banyak Ustaz yang fasih berdoa tetapi karena hatinya hampa …tak diijabah Allah. Harapan. Adalah menggembirakan. Mengenal Tuhan.
Harapan sesudah hidup ada mati. Ada kehidupan lagi. Jangan kaukira hidup, sudah selesai setelah mati. Harapan adalah cahaya. Setelah kesempitan ada kelapangan. Ada dan tiada. Tergantung bagaimana Dia dalam hidup Sebab Dia adalah tempat bergantung!. Harapan. Tanpa hadirnya anugerah. Tak tertangungkan lagi beban hidup ini.
Beruntunglah orang orang, yang mengerti. Dia meberi hak kita berdoa. Mengubah nasib. Mengubah airmata. Mencari bahagia. Menemukan kegembiraan. Mencari sejahtera.
Harapan: Selalu menjadi hiburan di tengah kesedihan. Doa adalah harapan di tengah kesedihan. Doa adalah setetes embun di padang pasir. Kehausan. Bayangkan kalau tidak ada doa. Maka hidup ini sudah tidak ada harapan lagi. Selesai titik tidak bisa berubah
Doa. Adalah harapan menjadi hiburan yang menentramkan. Hati sehingga tersedia jalan keluar. Jendela untuk melihat persoalan bisa terpecahkan. Itulah doa. Jika ada satu pintu tertutup masih ada pintu lain yang terbuka. Masih ada berbagai jendela untuknya. Maka jangan sampai berhenti berharap. Berdoa. Bumi ini teramat luasnya. Di suatu tempat mungkin kita,tak mempunyai anugerah. Tetapi mungkin di tempat lain tersedia. Anugerah lain yang tak terhitung jumlahnya. Mungkin kita lebih baik “buta”. Jika dalam kebutaan itu kita, menemukan kebahagiaan. Buta untuk tak melihat lagi hati kita dipermalukan. Hati kita dipanasi api.
Hati kita melihat api yang membumbung tinggi. Buta untuk tak melihat hal hal yang bias merusak bangunan dan kejernihan hatiLebih baik “buta” yak melihat apa apa. Kecuali keyakinan jgan sampai goyah.
Kepercayaan ternodai atau tersangkuti hal kesia-siaan. Lebih baik kita tak mendengar suara apa-apa. Jika suara itu hanya merusak keheningan pesonaNya. Rahmat dan anugerahnya. Nikmat dan cinta-Nya. Karena posesifnya pada cinta dunia…
Orang Muslim dan Muslimah. Yang beriman salah satu kekuatannya memiliki harapan. “Innahu yaiasu min ruuhillahi illal qaumil kaafirin“ ‘Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang orang uang menolak kebenaran’ dan tiada yang lebih indah dari puisi-Mu.
Cukup sekali, keledai jatuh di tempat yang sama. Cukup terhina sehina dina manusia. Bila tak malu jatuh di lubang yang sama. Malu pada diri hamba sendiri ya Allah. Dan akan menjadi catatan. Penyesalan untuk hati hati. Tidak akan terperosok pada lubang yang sama. Hanya orang orang bebal yang mengulang. Orang orang konyol yang tak mengambil wasilah. Dan orang-orang cerdas akan mengambil pelajaran. Hikmah dan berubah. Membuat perubahan perubahan dan merekonstruksi jejak.
Memperbarui batu dan mengatur ulang. Pemikiran pemikiran. Membuka telinga dan membuka mata. Untuk lebih hati hati dan waspada. Cukup sekali malu di dunia. Jangan sampai malu di akherat nanti. Lari dan menjauh dari hal hal yang membuat hati. Terperosok dalam jurang dan lubang. Sebab jika untuk bangkit lebih sulit. Sebab untuk sembuh dari sakit. Lebih sulit. Hanya orang orang yang berhati cahaya. Yang bisa melihat lubang lubang dosa. Seperti maut. Dan penjara seumur hidup yang gelap itu. Hari yang pekat. Ketika hati menyesak. Sampai di kerongkongan. Dengan menahan kesedihan rasa takut dan cemas Allah berhak kita takuti. Sang pencipta rasa takut !
Selanjutnya? Klik Daftar Isi atau Bagian Selanjutnya, yakni Hati Aalah Nur, Cahaya Terang.
0 comments:
Post a Comment