Sejak Banyu pergi, meninggal, sudah tahun tahun berat tanpa suami, kehilangan jiwa dan semangat, tentu hanya anak-anak yang bisa menguatkan hati umi. Suami meninggal karena Allah lebih sayang kepadanya, dan mengmbil kebahagiaan ini hanya ikhlas bahwa nyawa adalah pinjaman dari Allah.
Sebelumnya Abah, Bapakku yang lebih mendahului,
baru kemudiain Ibu dan
suami. Waktu begitu cepat membuat hidup ini menjadi sebatang kara. Hanya anak-anakku
sekarang jadi lentera dan cahaya hati. Menguatkan hati Bunda. Kematian adalah
kepastian dan keniscayaan yang pasti. Selama bertahun tahun aku belajar ikhlas
untuk memahami arti sebuah kepergian dan kehilangan. Terlalu indah hidup untuk
ditangisi. Begitu indah perjalanan yang terkadang hanya jadi cobaan.
Wahai jiwa yang
kehilangan. Obatmu hanya keikhlasan. Bukan kemarahan. Wahai jiwa
jiwa yang kesepian. Yang
tiap saat mengusap
luka dan airmataobatmu hanya
ketegaran bangkit dan lawanwahai
jiwa yang kehilanganjangan terlalu
disesalkan. Semua yang fana bakal lenyap. Semua benda
bakal hilang. Semua yang bernyawa
bakal pergi. Siapkan sedini mungkin
agar hati lapang.
Ikhlas terhadap
qada dan qadarnya. Kau
harus yakin semua milik-Nya. Semua hanya
titipan yang harus dikembalikan. Semua hanya pinjaman dan amanah
yang harus dipertanggungjawabkan.
Jangan bersedih
lompat dari sesal. Ikhlaskan semua
yang pergi bakal
kembali. Semua yang datang
bakal pulang. Semua yang fana bakal hilang.
Ubah ubah mind set oriented. Biarkan Allah
saja orientasi bukan benda, pria
dan wanita,uang menjadi penjajah kita. Rubuhkan berhala berhala neo kolonialisme
penjajah baru konsumerisme
sekulerisme dan kapitalisme dan
semua waktu yang menguasai kita.
Bawa Allah
di mana sajadi tempat
kerja, sekolah, bank dan
panggung di mana mana tunduk dan
tawaduk samikna wa atokna ubah
orientasi pikiran kita.
Bawa Dia di
puisi puisi kita jauhi
penulis penulis dusta bawa dia kemana
saja di dapur, arisan pasar dan
dimana saja kau membawa
kakimu kau membawa tanganmu
kau melihat dengan mataMu. Rasa kecewa
dan sakit hati yang
menumpuk numpuk tak terobati
hanya akan menjadi
bom waktu meledakkan diri menghanguskan semua
amal kebajikan.
Bila pagi
tiba…larutkan hati pada
katak kata yang
bersholawatmemujiNya memujaNya hanya. Dia yang
layak dipuji dan
dikagumi masuklah sholawat nariyah bersama katak
katak yang membaca
kalamNyabertasbih memujiNya
dengarlah dengarlah bacalah. Dia bukan
puisi puisi gila yang
memuji rindu atas
cinta pria dan wanita.
Aku ikuti
mereka yang pencari kebahagiaan. Hanya
pada tangan Allah. Kebahagiaan abadi rumah-Nya. Obat penderitaan dan
ketidakbahagiaan. Adalah ikhlas. Obat ketakutan ketika jiwa terancam. Tergenang
dalam kekacauan. Segera cepat tinggalkan. Kembali dipangkuan Gusti Allah yang
wikan. Bersama para pencari bahagia. Bukan pada sosok perempuan atau pria. Tapi
hati yang istiqomah dalam cahaya. Jalan dalam mencari ridho-Nya.
Di masjid anak-anak sholat menunduk.
Menundukkan hawa nafsu tunduk. Dalam barisan para pencari duduk. Di antara
sujud tilawah dhuha khusyuk.
Kesabaran yang lahir dari dada-Nya.
Tak terbatas luasnya seluas samudera. Cakrawala, berkaca dan mintalah dalam doa.
Sifat teladan Nya agar bisa melewati Nya. Seluruh duri-duri dan ujian untuk ketabahan.
Tetap satu tuju menemukan kemuliaan. Tetap zuhud, tinggalkan urusan duniawian. Tawakal
dalam ketakwaan.
Tawakalkan segala ikhtiar usaha. Sebab
Allah ada ditanganmu. Percayalah Dia adalah penutup masa lalu. Dia juga pembuka
jalan masa depan.
Bergabunglah bersama penyeru-Nya. Para
pejalan sunyi jauh darigemerlapnya foya-foya yang alpa. Memperbesar kayu bahan
bakar dalam api.
Tersenyumlah… Jangan sedih jangan
menangis lagi. Takdir hidup akan tetap berlaku. Dan hidup tetap berjalantak
harus sesuai kehendakmu. Hidup akan terus berlalu dan melaju, suka tak suka. Semua
akan terus berlalu.
Meski semua ingin kau akhiri. Hingga
kematian mesti kau panggili. Ia akan sia-sia saja jika kau belum ditetapkan
mati. Hanya hati yang disinari cahaya-Nya yang bisa melihat dikegelapan.
Jangan dzalimi diri larilah pada
Allah. Yang menghamparkan kemuliaan. Bukan kerendahan hati. Aib yang harus
ditutupi sebaik-baiknya penutup.
Waktu-waktu berlalu dalam salat-salatmu.
Habiskan hingga tak ada peluang kesia-siaan. Selain nama Allah memasukimu. Dan
pelan-pelan lagi mengeluarkan dari kesetiaanmu.
Sedih dan gembira karena Allah. Tersenyum
dan menangislah karena Nya pula. Bahagia dan derita karena Allah. Beruntung dan
sengsara karena Allah. Serahkan semua, hancur satukan Dia. Dalam sempit luang,
sehat sakit. Hidup dan waktu-waktumu, bawalah di dompetmu. Di ATM, di kantor,
di kelas, di pasar, di sawah, di mal.
Jangan hilangkan Dia sebelum kau
yang hilang. The lost dari cahaya. Bawa Dia dalam tidur-tidurmu, makanmu,
kerjamu, perjalanannmu. Jangan lepas jika kau tak ingin tersesat dalam
jurangNya.
Sebab bila kau telah berada di jurang. Hanya langit yang runtuh menimbun tubuh. Kesengsaraan dan kesulitan bertubi-tubi. Menghimpit napas badan, hidup tidak matipun bukan!
Selanjutnya? Klik Daftar Isi atau Bagian Selanjutnya, yakni Tetaplah Menjadi Bintang di Langit.
0 comments:
Post a Comment